Manusia
baru muncul di bumi pada zaman Kuarter. Pada awal terciptanya, bumi kita masih
berupa bola gas panas yang berputar pada porosnya. Bola gas tersebut
berangsur-angsur menjadi semakin dingin dan berbentuk padat karena suhu bumi
mulai turun. Kulit bumi mulai terbentuk dan menebal, seiring dengan semakin
berkurangnya suhu. Hingga suatu waktu, bumi sudah layak menjadi tempat tinggal
bagi para makhluk hidup.
Semula
masyarakat Indonesia merupakan masyarakat berburu dan mengumpulkan makanan,
kemudian berkembangmenjadi masyarakat yang hidup menetap dan bercocok tanam.
Dengan hidup menetap, mereka mulai menciptakan peralatan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, juga melahirkan kebudayaan.
Pembabakan Zaman Prasejarah
1.
Periodisasi berdasarkan
Geologi
Melalui
lapisan-lapisan bumi kita akan mengetahui usia fosil dan benda-benda purbakala
yang ada. Melalui pemeriksaan laboratorium, akan diketahui berapa kira-kira
usia bumi beserta makhluk yang pernah menghuninya.
a.
Masa Arkaikum (2.500 juta
tahun yang lalu)
Masa
Arkaikum merupakan masa awal pembentukan bumi dari inti sampai kulit bumi.
Kondisi bumi pada saat itu belum stabil dan memiliki udara yang sangat panas
sehinggga tidak memungkinkan adanya kehidupan. Batuan tertua tercatat berumur
kira-kira 3,8 milyar tahun.
b.
Masa Paleozoikum (340 juta
tahun yang lalu)
Paleozoikum
artinya masa ketika pada permukaan bumi mulai terbentuk hidrosfer dan atmosfer.
Saat itu sudah mulai ada tanda-tanda kehidupan dengan munculnya organisme
bersel tunggal yang kemudian berkembang menjadi organisme bersel banyak (multiseluler). Kemudian muncullah
organisme-organisme yang memiliki organ tubuh lebih kompleks dari jenis
inverterbrata bertubuh lunak (ubur-ubur, cacing, koral),ikan tanpa rahang
(landak laut, bintang laut), dan beberapa
hewan laut lainnya. Zaman ini ditandai dengan munculnya kehidupan darat yang
berasal dari air.
c.
Zaman Mesozoikum (140 juta
tahun yang lalu)
Pada
zaman Mesozoikum ini, bumi mengalami perkembangan yang sangat cepat dan ditandai
dengan munculnya hewan-hewan bertubuh besar, seperti reptil pemakaman daging.
Pada masa ini, jenis reptile meningkatnya jumlahnya, dinosaurus menguasai
daratan, Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan, dan Pterosaurus merajai
angkasa. Telah muncul pula jenis hewan mamalia (hewan menyusui). Walaupun
demikian, zaman ini tetap disebut zaman reptil karena banyaknya populasi reptil
yang hidup.
d.
Zaman Neozoikum (60 juta
tahun lalu)
Neozoikum
artinya zaman baru. Zaman ini dibagi menjadi dua era, yakni :
i)
Zaman Tersier
Setelah
zaman reptil raksasa punah, terjadi perkembangan jenis kehidupan lain seperti
munculnya primata dan burung tidak bergigi berukuran besar yang menyerupai
burung unta. Sementara itu, muncul pula fauna laut seperti ikan dan moluska,
sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Sedangkan tumbuhan berbunga
terus berevolusi menghasilkan banyak variasi seperti semak belukar, tumbuhan
merambat, dan rumput.
ii)
Zaman Kuarter
Kemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan
terjadi silih berganti, seiring dengan perubahan cuaca secara golobal. Zaman
kuarter terdiri atas dua kurun waktu yakni ;
A.
Kala Plestosen
Di
mulai sekitar 600.000 tahun yang lalu. Pada kala Plestosen paling sedikit
telahn terjadi 5 kali zaman es (zaman
Glasial). Pada zaman glacial sebagian besar wilayah eropa bagian utara,
Amerika bagian utara, & Asia bagian utara ditutupi es, begitu pula
Pengunungan Alpen & Pengunungan Himalaya. Keadaan flora dan fauna yang
hidup pada zaman Plestosen sangat mirip dengan flora & fauna yang hidup
sekarang. Dalam kehidupan manusia purba, pada kala inilah muncu, manusia purba Pithcanthropus
Erectus.
B.
Kala Holosen
Mulai
muncul sekitar 200.000 tahun yang lalu. Manusia modern seperti manusia
sekarang, diperkirakan muncul pada kala Holosen ini.
2.
Periodinasasi berdasarkan
Arkeologi
Pembabakan
Persejarah berdasarkan ilmu Arkeologi ini bertujuan untuk mengetahui usia
manusia puba berdasarkan peninggalan benda-benda purbakala.
a.
Zaman Paleolitikum
Zaman
Paleolitikum artinya zaman batu tua. Zaman ini ditandai dengan penggunaan
perkakas yang bentuknya sangat sederhana dan primitif. Ciri-ciri kehidupan
manusia pada zaman ini, yaitu hidup berkelompok tinggal di sekitar aliran
sungai, gua, atau di atas pohon dan mengandalkan makanan dari alam dengan cara
mengumpulkan (food gathering) serta berburu. Maka dari itu, manusia purba selalu
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain (nomaden).
Di
Indonesia, manusia purba pada masa ini adalah setengah kera yang disebut Pithecanthropus Erectus, Pithecantropus
Robustus, dan Meganthropus Paleojavanicus. Selanjutnya juga hidup beberapa
homo (manusia), dia antaranya Homo
Soloensis dan Homo Wajakensis.
b.
Zaman Mezolitikum
Zaman
Mezolitikum artinya zaman batu pertengahan (mezo). Zaman ini disebut pula zaman
“mengumpulkan makanan (food
gathering) tingkat lanjut” yang dimulai pada akhir zaman es, sekitir
10.000 tahun yang lampau. Para ahli memperkirakan manusia yang hidup pada zaman
ini adalah bangsa Melanesoid yang merupakan nenek moyang orang Papua, Semang,
Aeta, Sakai, dan Aborigin. Sama dengan Paleolitikum, manusia zaman Mezolitikum
mendapatkan makanan dengan cara berburu dan menangkap ikan. Mereka tinggal di
gua-gua di bawah bukit karang (abris
saouche roche), tepi pantai, dan ceruk pengunungan. Abris souche roche menyerupai ceruk untuk dapat melindungi diri
dari panas & hujan.
Hasil
peninggalan budaya manusia pada masa itu adalah berupa alat-alat kesenian yang
ditemukan di gua-gua dan coretan (lukisan) pada dinding gua, seperti gua Leang-Leang
di Sulawesi Selatan yang di temukan oleh Ny. Heeran Palm pada tahun
1950.
Van
Stein Callenfels menemukan alat-alat tajam
berupa mata panah, flakes, serta batu penggiling di Gua Lawa dekat Sampung,
Ponorogo, dan Madium. Selain itu, hasil peninggalan lainnya ditemukan tempat
sampah berupa dapur kulit kerang & siput setinggi 7 meter di sepanjang
pantai timur Sumatra yang di sbut kjokkenmoddinger. Peralatan yang ditemukan di
tempat itu adalah kapak genggam Sumatra, pebble, dan alat berburu dari tulang
hewan.
c.
Zaman Neolititikum
Zaman
Neolitikum artinya zaman batu muda. Di Indonesia, zaman Neolitikum dimulai
sekitar 1500 SM. Cara hidup yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya telah
mengalami perubahan pesat, dari cara food
gathering menjadi food producting,
yaitu dengan cara bercocok tanam dan memelihara ternak. Pada masa itu, manusia
sudah mulai menetap di rumah panggung untuk menghindari bahay binatang buas.
Manusia pada masa Neolitikum ini pun telah mulai membuat lumbung-lumbung guna
menyimpan persediaan padi & gabah.
Pada
zaman ini, manusia purba Indonesia telah mengenal dua jenis peralatan, yakni
beliung persegi dan kapak lonjong. Beliung persegi menyebar di Indonesia bagian
Barat, diperkirakan budaya ini di sebarkan dari Yunani di Cina Selatan yang
bermigrasi ke Laos dan selanjutnya ke kepulauan Indonesia. Sedangkan kapak
lonjong tersebut di Indonesia bagian timur yang didatangkan dari Jepang,
kemudian menyebar ke Taiwan, Filipana, Sulawesi Utara, & Maluku.
d.
Zaman Megalitikum
Zaman
Megalitikum artinya zaman batu besar. Pada zaman ini manusia sudah mengenal
kepercayaan animism & dinamisme. Dinamisme merupakan kepercayaan terhadap
rohnenek moyang (leluhur) yang mendiami benda-benda. Sedangkan, Animisme adalah
bentuk kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki kekuatan atau tenaga gaib yang
dapat memengaruhi kehidupan manusia.
Dari
hasil peninggalan, diperkirakan manusia pada zaman ini sudah mengenal bentuk
kepercayaan rohaniah, yaitu dengan cara memperlakukan orang yang meninggal
dengan di perlakukan secara baik sebagai bentuk pernghormatan. Peninggal ini
ditemukan di Nias, Sumba Flores, Sumatra Selatan, Sulawesi Tenggara, &
Kalimantan.
e.
Zaman Logam
Atau di sebut Zaman Perundingan, di bagi atas
3 :
·
Zaman Tembaga
Di
Indonesia atau Asia tenggara tidak ada terdapat zaman Tembaga, di ketahui dari
tidak adanya peninggalan.
·
Zaman Perunggu
Di
Indonesia, di ketahui peninggalan dari zaman ini berupa penemuan teknik
peleburan, pencampuran, penempaan, dan pencetakan jenis-jenis logam. Sedangkan,
peralatan dari Perunggu yang ditemukan antara lain :
ü Kapak
Candrasa (Jawa) & kapak-kapak upacara lain (Bali & Pulau Roti).
ü Nekara
ü Moko
ü Bejana
Perunggu
·
Zaman Besi
Alat-alat
besi yang banyak ditemukan diIndonesia berupa alat keperluan (Pisau, Sabit,
Pedang, dll), yang pembuatan alat ini memerlukan teknik & keterampilan
khusus yang hanya dimiliki golongan Undagi. Teknik pembuatanya terdiri dari 2
cara :
ü Teknik
Bivalve (tuang/cetakan), membuat cetakan dari besi/tanah liat yang bisa dilepas
& ditangkupkan.
ü Teknik
a cire perdue (cetakan lilin), membuat model dari lilin lalu dibungkus tanah
liat & di bakar kemudian diisi cairan logam.
Manusia Purba Di Indonesia
Seperti telah diketahui Indonesia mempunyai
banyak fosil tengkorak & tulang-belulang manusia purba yang beraneka ragam
& masing –masing mewakili zaman di mana ia hidup.
1.
Meganthorupus Paleojavanicus
( 1-2 juta tahun yang lalu)
Yang berarti
manusia purba tua & bertubuh besar yang brasal dari Jawa, hidup dari
lapisan Plestosen bawah. Fosil rahang bawahnya di temukan oleh Von
Koenigswald di Sangiran (1936 & 1941), ciri –ciri :
ü Mimiliki
rahang bawah yang kuat & geraham besar.
ü Memiliki
tulang pipi tebal.
ü Memiliki
tonjolan kening yang mencolok & tinjolan belakang kepala yang tajam serta
send-sendi yang besar.
ü Memakan
tumbuh-tumbuhan.
2.
Pithecanthropus (700.000
tahun yang lalu)
Artinya manusia kera, yang hidup di lapisan
plestosen bawah & tengah. Fosil rahang, gigi & sebagian tulang
tengkorak di temukan oleh Eugene Dubois (1891) di Trinil. Ngawi. Manusia
purba ini telah memakan segalanya, tetapi makanannya belum dimasak. Ciri-ciri :
ü Memiliki
ciri tinggi badan 165-180 cm.
ü Volume
otak 750-1300 cc .
ü Berat
badan 80-100n kg.
ü Beburu
& Menangkap Ikan.
ü Menggunakan
kapak genggam atau Chopper (alat
penetak) & kapak Perimbas.
a)
Pithecanthopus Mojokertensis
(2,5-2,25 juta tahun yang lalu)
Ditemukan
oleh Von Koenigswald di Mojokerto, Jawa Timur (1926-1941) pada lapisan
plestosen bawah.
b)
Pithecanthropus Soloensis
Ditemukan
11 buah fosil tengkorak, tulang rahang, & giginya oleh Von Koenigswald
& Weidenreich di Ngandong, lembah Sungai Bengawan Solo (1931-1934).
c)
Pithencanthropus Robustus
Ditemukan
oleh Weidenreich & Von Koenigswald di Trinil, lembah sungai
Bengawan Solo (1939) yang berasal dari plestosen bawah.
d)
Pithencanthropus Erectus
(1-1,5 juta tahun yang lalu)
Ditemukan
oleh Eugene Dubois di Trinil, Ngawi (1890). Manusia purba ini berjalan
tegak dengan volume otak 900 cc.
3.
Homo
Artinya
Manusia, merupakan manusia purba yang paling maju. Ciri :
ü Berat
badan 30-150 kg.
ü Volume
otak lebih 1.350 cc.
ü Mengenal
peralatan batu & tulang.
ü Berjalan
tegak.
ü Muka
& Hidung lebar.
ü Mulut
menonjol.
i.
Homo Wajakensis (manusia dari
Wajak)
Ditemukan
di Wajak, Tulung Agung (1889), yaitu bagian Tengkoraknya oleh Von
Rietschoten & di selidiki oleh Dr. Eugene Dobuis. Berasal dari
lapisan pletosen atas, nenek moyang dari Homo Soloensis.
ii.
Homo Soloensis (manusia daro
Solo)
Ditemukan
oleh ahli geologi Belanda, C. Ter Haar & Ir, Oppenoorth
(1931-1932) berupa 11 tengkorak fosil dari lapisan plestosen atas di Ngandong,
Ngawi, Jawa Timur. Kemudian di selidiki oleh Von Koenigswald & Weidenreich.
iii.
Homo Sapiens
Artinya manusia cerdas. Berasal dari kala
Holosen. Ciri-ciri :
ü Volume
otak 1.000 – 1.200 cc.
ü Tinggi
130-210 m.
ü Otot
tengkuk menyusut.
ü Alat
kunyah & gigi menyusut.
ü Muka
tidak menonjol.
ü Berdiri
& berjalan tegak.
ü Berdagu
& rahangnya biasa.
Kehidupan Awal Manusia Purba
1.
Kehidupan berburu &
mengumpulkan Makanan
Corak
kehidupan mengumpulkan makanan (food gathering) dibagi menjadi 2 :
·
Masa berburu &
mengumpulkan tingkat sederhana.
·
Masa menhumpulkan makanan
tingkat lanjut.
a.
Keadaan Lingkungan
Manusia
purba hidup dengan cara menyesesuaikan diri dengan alam sekitar secara
berkelompok. Manusia purba yang hidup di gua adalah caveman (orang gua), yang
banyak menghasilkan lukisan di dinding.
b.
Budaya & Alat yang
dihasilkan
Masa
berburu & mengumpulkan makanan di bagi 2 jenis kebudayaan :
i.
Kebudayaan Pacitan, alat-alat
:
a.
Kapak Berimbas.
(digunakan dengan mengenggam)
b.
Kapak Penetek
(seperti kapak Berimbas, namun lebih besar, fungsi membelah)
c.
Kapak Genggam
(seperti kedua kapak sebelumnya, namun lebih kecil)
ii.
Kebudayaan Ngandong,
alat-alat :
a.
Alat serpih (flake),
sederhana, 10-20 cm.
b.
Alat dari tulang,
dari binatang buruan.
c.
Sistem keprcayaan,
berupa lukisan di dinding yang bercerita bentuk-bentuk upacara.
2.
Kehidupan bercocok taman
& beternak
a.
Keadaan lingkungan
Bercocok
taman pertama kali dikenal dengan berhuma, huma adalah bercocok taman dengan
cara membersihkan hutan & menanaminya. Setelah berhuma, manusia purbapun
mencari cara lain, yaitu dengan bercocok tanam & beternak (food producting).
b.
Budaya & Alat yang
dihasilkan
Berupa
:
i.
Beliung Persegi
(di gunakan dalam upcara)
ii.
Kapak Lonjong
(berwarna hitam)
iii. Mata
Panah (alat berburu & menangkap ikan)
iv. Gerabah
(dari tanah liat yang dibakar)
v.
Perhiasan
(dari tanah liat)
c.
Sistem Kepercayaan
Terlihat
dari upacara terhadap orang yang sudah meninggal, di buat kuburan khusus untuk
orang-orang istimewa (seperti, kepala suku/adat).
i)
Menhir (tugu
batu tegak, tempat pemujaan)
ii)
Sarkofagus
(batu bulat, peti jenazah)
iii)
Dolmen (meja
batu, tempat sesaji)
iv)
Kubur/peti batu (batu
pipih, peti jenazah)
v)
Waruga (batu
utuh, kubur batu)
vi)
Punden berundak-undak (bagunan
suci pemujaan)
vii)
Arca/patung (batu,
sosok hewan & manusia)
3.
Masa Perundagian
a.
Kehidupan Sosial
Golongan
Undagi merupakan masyarakat terampil. Masa ini merupakan tonggak berdirinya
kerajaan di Indonesia di mana telah terbentuk kelompok desa-desa kecil juga
adanya penguasa wilayah.
b.
Budaya & alat yang
dihasilkan
i.
Nekara Perunggu
ii. Kapak
Perunggu
iii.
Bejana Perunggu
iv. Arca
Perunggu
v. Perhiasan
& manik-manik
c.
Sistem Keprcayaan
Di bagi atas 2 :
·
Animisme
Keprcayaan
yang beranggapan bahwa suatu benda memiliki kekuatan supranatural dalam bentuk
roh.
·
Dinamisme
Kepercayaan
berupa anggapan roh atau makhluk halus yang di yakini berasal dari jiwa manusia
yang telah meninggal, mendiami berbagai tempat (hutan, laut, gua, dll).